BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Didalam tubuh kita terjadi berbagai macam sistem yang dilakukan oleh tubuh. Salah satunya ialah sistem reproduksi pada manusia yang menghasilkan sperma atau yang disebut dengan semen. Semen atau sperma merupakan salah satu pemeriksaan laboratorium yang dapat menentukan sehat tidaknya suatu sperma,di samping itu untuk pemeriksaan yang paling penting ialah dalam masalah fertilisasi dan infertilisasi.
Pemeriksaan sperma atau semen pada dasarnya yang diperiksa ialah secret dari kelenjar prostat, kelenjar-kelenjar lain dan spermatozoa pemerisaannya dengan cara sedehana meliputi makroskopi,mikroskopi, dan kimia. Maka dari itu penulis membuat makalah yang menyangkut dengan semen atau sperma agar makalah ini kelak dapat digunakan sebagai acuan dalam pemeriksaan semen atau sperma.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah sperma atau semen itu?
2. Apakah aspek fisiologis dalam sperma atau semen?
3. Apa saja komposisi dalam sperma atau semen itu ?
4. Bagaimana cara pengambilan sperma atau semen itu?
5. menjelaskan tentang cara pemeriksaan sperma atau semen?
C. TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk memberikan informasi kepada pembaca (terutama analis) tentang sperma mulai dari pengertian, komposisi sperma itu,cara pengambilan, dan bagaimana cara memeriksanya.
D. METODE
Dalam pembuatan makalah ini penulis menggunakan metode:
a. Studi pustaka
Penulis mencari referensi dari buku yang ada di perpustakaan.
|
b. Browsing di internet
Penulis mencari bahan dari internet yaitu penulis mencari referensi tentang sperma di internet.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN SPERMA
Semen adalah organik cairan , juga dikenal sebagai air mani, yang mungkin mengandung spermatozoa . Hal ini disekresikan oleh gonad (kelenjar seksual) dan organ-organ seksual lainnya dari laki-laki atau hermaphroditic hewan dan dapat membuahi wanita ovum .
Pada manusia, cairan mani mengandung beberapa komponen selain spermatozoa: enzim proteolitik dan lainnya serta fruktosa adalah elemen dari cairan mani yang mempromosikan kelangsungan hidup spermatozoa dan menyediakan media melalui mana mereka dapat memindahkan atau "berenang"
B. ASPEK FISIOLOGIS SPERMA
Tergantung pada spesies , spermatozoa membuahi ovum eksternal atau internal. Dalam pembuahan eksternal , spermatozoa menyuburkan ovum secara langsung, di luar organ's seksual perempuan.Female ikan , misalnya, bibit ova ke lingkungan perairan mereka, di mana mereka dibuahi oleh air mani dari ikan jantan.
Selama fertilisasi internal , bagaimanapun, pembuahan terjadi di dalam Teman seksual organ betina. fertilisasi internal terjadi setelah inseminasi dari perempuan dengan seorang laki-laki melaluikopulasi .
melalui vagina .
C. KOMPOSISI SPERMA ATAU SEMEN
Selama proses ejakulasi , sperma melewati saluran ejakulasi dan bercampur dengan cairan dari vesikula seminalis , yang prostat , dan kelenjar Cowper untuk membentuk air mani. Vesikula seminalis menghasilkan cairan kental kekuningan kaya fruktosa dan zat lain yang membuat naik sekitar 70% dari air mani manusia. [1] Sekresi prostat, dipengaruhi oleh dihidrotestosteron, adalah (kadang-kadang jelas), tipis cairan keputihan yang mengandung enzim proteolitik, sitrat asam, asam fosfatase dan lipid. [1] Kelenjar Cowper mengeluarkan sekresi jelas ke dalam lumen uretra untuk melumasi itu. [2]
Sel Sertoli , yang memelihara dan mendukung pengembangan spermatosit , mengeluarkan cairan ke dalam tubulus seminiferus yang membantu sperma transportasi ke saluran kelamin. The efferentes ductuli memiliki sel cuboidal dengan mikrovili dan lisosomal butiran yang mengubah air mani dengan penyerapan cairan beberapa. Setelah air mani memasuki sel-sel ductus epididimis prinsip, yang mengandung pembuluh pinocytotic menunjukkan reabsorpsi cairan, glycerophosphocholine mengeluarkan yang paling mungkin menghambat prematur kapasitasi . Saluran kelamin aksesori, vesikula seminalis , kelenjar prostat , dan kelenjar Cowper , memproduksi sebagian dari cairan mani.
Plasma mani menyediakan media gizi dan pelindung untuk spermatozoa selama perjalanan mereka melalui saluran reproduksi wanita. Lingkungan normal dari vagina adalah satu bermusuhan untuksperma sel, karena sangat asam (dari mikroflora asli menghasilkan asam laktat ), kental, dan dipatroli oleh sel-sel kekebalan. Komponen dalam upaya plasma mani untuk mengkompensasi hal ini lingkungan yang
bermusuhan. Dasar amina seperti putresin , spermine , spermidine dan kadaverina bertanggung jawab untuk bau dan rasa air mani. Dasar tersebut basa melawan lingkungan asam dari saluran vagina, dan melindungi DNA di dalam sperma dari denaturasi asam.
Komponen dan kontribusi dari air mani adalah sebagai berikut:
Kelenjar | Perkiraan | Deskripsi |
2-5% | Sekitar 200 - untuk 500-juta spermatozoa (juga disebut sperma atau spermatozoans), diproduksi di testis , yang dirilis per ejakulasi. | |
65-75% | asam amino , sitrat , enzim , flavins , fruktosa (sumber energi utama sel sperma, yang mengandalkan sepenuhnya pada gula dari seminal plasma untuk energi),phosphorylcholine , prostaglandin (terlibat dalam menekan reaksi kekebalan oleh perempuan terhadap air mani asing) , protein , vitamin C | |
25-30% | asam fosfatase , asam sitrat , fibrinolisin , prostat spesifik antigen , enzim proteolitik , seng (tingkat seng adalah sekitar 135 ± 40 mikrogram / ml untuk pria sehat. [3] Seng berfungsi untuk membantu menstabilkan DNA yang mengandung kromatin dalam sel sperma mempengaruhi. seng Sebuah kekurangan dapat mengakibatkan menurunkan kesuburan karena kekurangan sperma meningkat. kerapuhan bisa Seng juga buruk spermatogenesis .) | |
<1% | galaktosa , lendir (melayani untuk meningkatkan mobilitas sel sperma pada vagina dan serviks dengan membuat saluran kental lebih sedikit untuk sel sperma untuk berenang melalui, dan mencegah difusi mereka keluar dari air mani mani. Berkontribusi seperti kohesif jeli-tekstur ,.) pra-ejakulasi , asam sialic |
Sebuah 1992 Organisasi Kesehatan Dunia melaporkan dijelaskan air mani manusia normal sebagai memiliki volume 2 ml atau lebih, pH 7,2-8,0, konsentrasi sperma dari 20 × 10 6 spermatozoa / ml atau lebih, hitungan sperma 40 × 10 6 spermatozoa per ejakulasi atau lebih, dan motilitas 50% atau lebih dengan maju kemajuan (kategori a dan b) 25% atau lebih dengan kemajuan cepat (kategori) dalam waktu 60 menit dari ejakulasi.
D. CARA PENGAMBILAN SPERMA
Sebelum melakukan pemeriksaan sperma atau semen, sebelumnya pasien di minta supaya tidak mengadakan hubungan atau kegiatan intim (sexual) selama 3-5 hari. Pengeluaran ejakulat sebaiknya di lakukan pagi hari, sedeket mungkin sebelum pemeriksaan laboratorium. Sperma langsung di keluarkan ke dalam satu waadah yang terbuat dari gelas atau kaca atau plastik yang mempunyai mulut wadah lebar dan yang lebih penting wadah terlebih dahulu di bersihkan dan dikeringkan. Wadah itu harus di tutup dengan baik untuk menjaga jangan sampai tertumpah. Pasien diminta mencatat waktu pengeluaran sperma tepat sampai menitnya dan menyerahkan sampel itu secepatnya kepada pihak petugas laboratorium. Laboratorium juga wajib mencatat waktu pemeriksaan yang di jalankan.
Pemakaian kondom untuk menampung sperma tidak dianjurkan karena zat-zat pada permukaan karet mempunyai pengaruh melemahkan atau memebunuh spermatozoa, biarpun kondom sudah di cuci dan di keringkan.
E. CARA PEMERIKSAAN SPERMA
1. Pemeriksaan makroskopis
Pemeriksaan makorkopis memperhatikan volume, warna, bau, viskositas, pengenceran, kekeruhan, dan kentalnya sperma serta pH juga diperiksa.
Volume.
Mengukur volume dilakukan dengan memindahakan ejakulat ke dalam gelas ukur 5 atau 10 ml sesuai dengan keadaan yang di hadapi. Dalam keadaan normal biasanya mempunyai volume rata- rata 2-5 cc.
Kalau diperhatikan sperma yang keluar pada ejakulasi mengandung bagian-bagian sebagai berikut:
v Cairan hasil sekresi kelenjar cowperi dan littre yang umumnya beerkisar antara 0,1-0,2 ml.
v Cairan hasil kelenjar prostat yang mempunyai volume kurang lebih berkisar 0,5 ml.
v Cairan hasil sekersi vesicular seminalis yang mempunyai volume antara 2-2,5 ml.
v Hasil atau produk yang berupa spermatozoa.
Warna.
Secara visual dapat diamati warna dari sperma baik sebelum terjadi liquefaction maupun setelah liquefaction. Sperma normal pada umumnya berwarna putih keruh, sehingga apabila warnanya berbeda harus dipikirakan kemungkinan adanya perubahan tertentu.
Warna kekuningan atau terlalu keruh harus diingat kemungkinan adanya infeksi saluran kelamin, sedangkan warna kemerahan harus dipikirkan kemungkinannya adanya perdarahan ringan dalam saluran kelamin.
Pengeceran (liquefaction).
Liquefaction diperiksa tiap-tiap 5 menit untuk seperma yang dikeluarkan tiap-aiap di laboratorium. Secara visual dilihat bagian-bagian yang kental dan encer yang berbeda dalam hal kejernihannya dan dapat di pastikan dengan mengaduk seperma menggunakan batang gelas. Apabila telah tidak dijumpai lagi bagian-bagian yang kental dan seperma betul-betul sudah homogen maka berarti telah menjadi liquefaction sejak seperma dikeluarkan. Seperma yang keluar biasanya dalam 15-30 menit sudah mengalami liquiefaction.
Dari penyelidikan para ahli ternyata liquiefaction terjadi bersamaan dengan frustolysis dan ini dapat di buktikan bahwa kadar fructose dalam seperma menurun seteah terjadinya liquefaction. Apabila dalam jangka waktu lebih dari 1 jam belum terjadi liquefaction maka hal ini disebut prolonged liquefaction yang menunjukan adanya gangguan dari sekresi postrat dalam menghasilkan enzim lytis (seminin).
Viskositas.
Pemeriksaan viskositas dilakukan setelah terjadi liquefaction dan untuk keseragaman di ambil pada waktu tertentu, misalnya 1,5 jam atau 2 jam setelah sperma di keluarkan.
Walaupun bagian yang kental telah mencair dan menjadi homogen sperma tetap mempunyai viskositas / kekentalan tertentu yang dapat di ukur baik secara kualitatif dan kuantitatif.
Secara kualitatif viskositas dapat di lihat dengan menarik sperma dengan pipet atau batang gelas kemudian dilihat panjang benang sperma yang terbentuk. Sperma normal akan membentuk panjang benang sepanjang 3-5 cm, sedangkan sperma yang disebut encer bila panjang benang kurang dari 3 cm dan disebut kental bila panjang benang sperma lebih dari 5 cm. Pemerikasaan dengan cara ini sangat obyektifdan juga tergantung dari ketrampilan / kesabaran dai pemeriksaan.
Penentuan secar kuantitatif dengan metode elliason, hal ini sangat mudah dilakukan yaitu menggunakan pipet elliason yang mempunyai volume 0,1 ml, yang mempunyai skala yang menunjukan volume 0,05 ml dan 0,1 ml. Sperma dihisap dengan pipet ini sampai 01 ml, kemudian dalam posisi tegak lurus biarkan sampai sperma menetes. Terjadilah tetesan pertama dicatat dengan menggunakan stopwatch. Sperma normal biasanya mempunyai viskositas 1-2 detik menurut metode elliason.
Viskositas sperma yang tinggi akan mempengaruhi motilitas / pergerakan dari spermatozoa.
pH.
Derajat keasaman (pH) dapat di ukur dengan menggunakan kertas pH atau kertaas lakmus biasa yang jenisnya bemacam-macam. Pada umumnya sperma normalnya mempunyai pH antara 7,2-7,8.
Cairan yang dikelurakan oleh prostat biasanya bersifat , agak asam sedang yang di keluarkan oleh vesicular seminalis bersifat basa, yang kedua – duanya mempengaruhi pH sperma. Perubahan dari pH sperma akan sangat mempengaruhi kuliatas dari sperma sehingga mempengaruhi kehidupan dari sperma.
Bau sperma.
Bau dari sperma yang masih segar mempunyai bau khas sperma.
2. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS
Awal pemerikasaan mikroskopis, membuat penilain konsentrsai , motiltas, agultinasi dan sel selain sperma
· Persiapan analisis rutin.
Volume sampel dan ukuran cover glass harus sesuai standar sehingga di peroleh kedalaman sampai 20 qm pada setiap preparat. Hal ini memungkinkan untuk mendapatkan estimasi konsentrasi sperma secara akurat. Kedalaman kurang dari 20 qm akan mempengaruhi pergerakan rotasional spermatozoa.
Teteskan 10 qm sperma ke atas gelas objek, tutup dengan cover glass ukuran 22 x 22 mm, sampel akanmenyebar dengan sendirinya ke semua arah, biarkan 1 menit untuk stabilitasi. Karena motilitas dan velocity sangat dipengaruhi oleh temperature, maka penilaian motilitas harus dilakukan pada suhu 37o C..
Evalusai awal pada pembesaraan total 100x ( 10x objektif dan 10x okuler) yaitu untuk melihat muskus, agregasi spermatozoa, homogenitas sampel sperma. Untuk pemerikasaan lebih lanjut digunakan perbesaran total 400x.
· Penilaian konsentrasi.
Dengan mikroskops yang berbeda, pad perbesaran 400x akan memiliki diameter lapangan terhadap pandang yang berbeda, yaitu antara 250-400 qm berkorelasi dengan volume 1-2,5 ml pada kedalaman sampel 20 qm. Diameter laangan pendang dapat di bedakan dengan melihat micrometer atau garis pembatas pad bilik hitung. Amati slide dan perkirakan jumlah spermatozoa dalam setiap lapang pandang.
Jumlah spermatozoa [ada suatu lapang pandang ekuivalen dengan konsentrsai spermatozoa dalam 106/ml. Estimasi ini dipergunakan untuk menentukan pengenceran untuk memeriksa konsentrasi spermatozoa denga hemocytometer.
Bila jumlah spermatozoa per lapang pandang sngat bervariasai, indikasi sampel tidak homogeny. Keadaan ini juga merupakan akibat dari konsistensi dan liquefaction yang abnormal, adanya agregasi atau aglutinasi.
Apabila jumlah spermatozoa < 1-2/lp, sampel harus di sentrifugasi dengan cara 1 ml sperma disentrifus pada 600g, 15 menit, supernatan dibuang, sisanya diaduk supaya homogeny, lalu spermatozoa dihitung. Konsentrasi akhir ditetentukan dengan koreksi, yaitu dengan menyertakan volume plasma yang di buang. Apabila jumlah spermatozoa yang di jumpai pada tiap lapangan pandang sedikit (<1-2/lp), menunjukan konsentrsai spermatozoa <2x106/ml termasuk spermatozoa yang motil maupun tidak.
Bila tidak tampak spermatozoa, harus dilakukan sentrifugasi pada 3000rpm atau lebih, 15 menit.
· Motilitas.